WORKSHOP INOVASI KEBANGSAAN XIII : PERAN INOVATOR DALAM PEMBANGUNAN DAN INISIATIF INOVASI KEBANGSAAN
Pentingnya inovasi dan peran inovator dalam pembangunan sudah menjadi sisipan “menu” wajib dari praktis semua pidato sambutan dan keynote addresses dalam berbagai sesi seminar mengenai inovasi, khususnya yang berkenaan dengan Litbang dan Pembangunan Nasional. Dalam kesempatan yang lain, sangat umum pula dibahas betapa besarnya tantangan dan kendala dalam berinovasi agar dapat berhasil. Poin pembuka inilah yang disampaikan oleh Kristanto Santosa, selaku DirekturBussiness Innovation Center (BIC), dalam Workshop Inovasi Kebangsaan Angkatan XIII yang diadakan di Jakarta, 8 Juni 2017 yang lalu.
Dalam Workshop seri ke-XIII yang diadakan oleh Planet Inovasi (www.planetinovasi.org), Kristanto sebagai pelaku inovasi di BIC selama hampir 10 tahun, diundang untuk menjelaskan mengapa upaya inovasi tidak berjalan sukses seperti yang diharapkan, diantara yang paling mudah dipahami adalah keterbatasan anggaran, belum terbentuknya ekosistem inovasi yang kondusif atau karena memang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang.
Lebih lanjut lagi, Kristanto berpendapat bahwa faktor kepemimpinan adalah faktor yang kurang dicermati dalam inisiatif inovasi. Di kalangan bisnis, kegagalanleadership biasanya lebih lantang dan terus-terang disuarakan. Tidak jarang kesalahan ini digunakan untuk melakukan penggantian pimpinan puncak organisasi. Hal ini termasuk diantara yang menghambat berkembangnya inovasi di tataran dunia industri.
Mengutip argumen dari Prof. Noriaki Kano, Kristanto menyampaikan bahwa kepemimpinan (quality) tidak cukup sekadar “baik dan elegan”. Agar sukses, organisasi memerlukan kepemimpinan yang dapat membuat organisasi dilanda “sense of crises” alias “stress”. Kristanto kemudian menutup sesi dengan beretorika : “Barangkali itu yang kita perlukan saat ini untuk mensukseskan inovasi nasional kita?” (KS/2017)